Multi Level Marketing Part 1

Minggu, 07 Maret 2010

Seharusnya hari minggu kemarin adalah hari terpanjang sekaligus terindahku sebagai 'one last holiday' dalam minggu ini sebelum senin yang sibuk. Sejak subuh aku udah berkutat dengan sebatang kemoceng maupun sapu ijuk untuk kerja bakti dadakan dan membereskan kamarku yang udah mirip gua hira.

Mungkin sebagian orang akan bertanya-tanya : kerja bakti kok indah?

Tapi buat aku, ya tentu aja indah banget. Liburan kan ngga harus piknik ke pucak gunung Bromo buat nonton sunrise?! Liburan a la aku ya itu tadi, beres-beres rumah sambil bersenandung ria. Kamar bersih, dan hati pun senang.

Aku selesai dengan aktifitas indahku itu sampe jam 12 an siang. Maksud hati sebelum mandi, kayaknya manusiawi kalo aku istirahat sebentar alias tidur siang barang se jam sekedar untuk memulihkan tenaga yang berantakan.

Tapi baru dapet 10 menit, aku teringat sophie dan langsung sms dia
"Sov, jadi gimana? Duitku bisa dikembaliin?"
1 menit kemudian dibalas,
"Ternyata nggak bisa mbak...Uangnya mbak Ocha udah di omset alias di beliin barang..."
"WHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAATTTT?!!!!!"
"Kemaren, yang pas mba Ocha ke rumahku waktu mati lampu, barangnya udah ada. Tapi aku lupa bilang..."


Cut. Kalo mau aku terusin perdebatan sengit via sms di sini, sampe besok juga nggak bakal kelar. Singkatnya, seminggu yang lalu aku diundang oleh Sophie untuk gabung di sebuah bisnis MLM yang bonus dan prospeknya lumayan menjajikan. Boleh dibilang beda dan lain daripada yang lain dengan MLM kebanyakan. Dengan lugunya, aku tertarik dan menyetor uang sebesar lima ratus ribu rupiah. Persyaratannya bagi setiap member baru, dia harus memakai produk-produk perusahaan dengan membelinya seharga Rp 2.000.000 dan setelah itu dia baru bisa start dengan bisinisnya itu. Wow! Mendengarnya, aku lumayan depresi karena selama kerja, aku samasekali nggak punya tabungan dan menanggung penyesalan paling bodoh karena selalu tergoda untuk shopping barang2 ga penting.
Dengan sedikit maksa dan kenekatan stadium tinggi, aku ngejual handphone hasil keringatku untuk bisa memenuhi persyaratan member MLM tersebut. Kasian yah aku :( ?

Saat pertamakali make hp yang mirip Blackberry, di saat semua orang banyak yang udah pake bb betulan, perasaanku seperti tertolong dengan benda 'imitasi' itu. Lagi-lagi hanya karena virus 'trend' aku dan banyak orang lainnya terpaksa harus menipu diri sendiri agar terlihat sama dengan orang lain, ketika kami belum mampu membeli yang asli. Miris banget bukan?

Ya, aku ngejual hp merk cina titisan bb itu dengan sedih karena harganya yang desperate dan anjlok abis. Hape ber casing pink itu cuma laku terjual separuh harga aslinya. menyakitkan! Sementara aku membelinya dengan puasa dua bulan terlebih dahulu. Tapi yang ada di benakku waktu itu hanya sebuah sugesti optimistis "Kalo aku udah sukses, jangankan Blackberry, I Phone atau Sidekick pun pasti bisa aku miliki!!!"

Besoknya, aku menyerahkan uang itu sama Sophie sambil berusaha ngelupain jauh-jauh, segala kenangan indahku dengan hp ku itu. 400 foto narsisku, dan 160 an lebih track MP3 yang ada di dalamnya.
"Bintang 2..." kataku. Sophie buru-buru meralat.
"Yah, kalo bintang 2 kelamaan Mbak..Skalian bintang 3 gitu lho. Bintang 2 hanya akan menunda kesuksesan Mbak..." aku sadar, Sophie udah latah sama gaya bicara para marketing seniornya.
"Aku cuma punya uang segitu Soph..Belom gajian nih..Masih lama."
"Nggak masalah....Nanti bisa diatur...Mbak Ocha tetep aku daftar sebagai bintang 3 tapi Mbak juga harus cicil sisanya yang 1.5oo.ooo itu. Deal? Bonus per orang yang Mbak rekrut 500.000 ribu lho..."
Karena Sidekick dan Jeep Wrangler udah mendominasi otak warasku sejak lama, tanpa pikir panjang aku menyanggupinya. Dan pulanglah aku dengan perasaan yang serba optimis bahwa aku bakalan jadi orang sukses suatu saat nanti. Mungkin salah satunya dengan ikut MLM ini.

Malam meraba, aku semaking ngerasa kehilangan (kayak apaan coba? :D ) Tiba-tiba aku kangen banget sama hp ku, palagi sama semua foto narsis koleksiku dan juga lagu-lagu keren yang aku download gratis susah payah lewat internet. Tapi lagi-lagi aku inget Sidekick dan Jeep Wrangler, dan akhirnya aku pun bisa menepis semua kerinduanku itu (weleh-weleeeh...)

0 komentar:

Scroll Up and dOwn

Sociofluid