Andai Mama Tau

Kamis, 11 Maret 2010



Andaikan mama tahu, kenapa aku seringkali melawan beliau bahkan terlibat adu mulut yang sengit, itu karena aku sayang mama, bukan malah sebaliknya melawan orang tua.
Tapi ngga tau kenapa, saat berhadap-hadapan sama mama, lagi-lagi aku nggak bisa ngomong secara lugas "Aku ingin membahagiakan mama...itu aja...".

Seperti malam-malam yang lalu, lagi-lagi aku diomelin mama karena ketahuan jual hp.
"Buat apa lagi sih?" ujar Mama dengan nada suara tinggi. Tapi aku (lagi-lagi) nggak bisa bilang bahwa itu adalah 'pengorbanan'ku untuk menuju sukses. Aku tahu, walaupun umurku udah 21, tapi bagi mama, aku masih putri kecilnya yang terkadang masih harus dibimbing dan diberi pengarahan. Termasuk masalah cita-cita dan prinsip hidup.

Bagi mama, ngeliat aku setiap hari berangkat ke kantor jam delapan pagi dan pulang ke rumah jam lima sore adalah kebanggaan tersendiri. Orang tua mana yang nggak suka liat anaknya ber jas rapi dengan dandanan necis a la pegawai kantoran disaat banyak para sarjana di luar sana yang nasibnya masih terkatung-katung? Menurut mama, aku si anak perempuannya ini sudah pas dan pantas kerja kantoran. Nggak usahlah nyari-nyari kerjaan lain yang sekiranya nggak bisa aku handle dengan baik. Misalnya MLM ini.

Ya, mama bisa aja menilai secara objektif tentang langkah yang aku ambil. Tapi seharusnya mama ngebiarin aku dengan semua keinginan utopisku ini. Toh ini hanya persoalan hp. Mungkin aku baru akan ngerti maksud mama ketika aku jadi orang tua nanti. But please, tolong mengertilah Ma....Aku udah dewasa. Aku bukan Tika yang masih anak-anak. Aku juga punya mimpi tentang masa depan. Masa depanku itu nanti. Bukan ini, yang sedang aku jalani.

Aku tau, mama selalu ingin yang terbaik bagi putrinya. Mama senang ngliat aku tumbuh seperti remaja lainnya. Yang kebanyakan dari mereka nggak perlu susah payah ngejar impiannya. Ya mama, aku pun menyukainya. Tapi sayang, bukan itu yang selama ini aku rasain.

Aku hanya terlalu sering iri sama temen-temen jeniusku. Mereka semua mahasiswa, mereka pintar dan cerdas, mereka seperti merengkuh masa depan. Mereka kliatan selalu sibuk sama makalahnya, mereka terlalu sibuk sama semua organisasinya. Buatku, mereka mirip orang penting dan selalu punya banyak kesempatan untuk beraktualisasi diri seluas-luasnya. Mereka aktif di forum. Berdiskusi tentang HAM, tentang posisi dan peran mereka dalam masyarakat. Mereka keren. Dan aku sering ngebayangin menjadi salah satu bagian dari mereka...WAAAW! Tentu aku bisa berbuat lebih dari apa yang aku bayangin...

Ma, aku ingin punya kesempatan yang sama seperti mereka. Aku ingin jadi mahasiswa dan lulus sebagai sarjana. Aku ingin seperti Citra yang lagi kuliah di Belanda, atau Helza yang sebentar lagi MA. Aku ingin jadi Athena, sang dewi kebijaksanaan. Kadang aku juga ingin jadi seperti Stallin dengan semua ambisinya. Aku ingin jadi apa yang aku ciptakan dalam alam utopisku. Bahwa aku hebat, bahwa aku bisa menaklukan apa-apa yang seharusnya menaklukanku. Aku cuma ingin bilang, aku ingin menaklukan nasib yang seakan berjalan horizontal ketika aku bergerak vertikal.

Tiba-tiba aku teringat kisah nabi Yusuf as (the bless be upon him) yang dibuang saudaranya karena ia pernah bermimpi suatu hari akan menjadi penguasa. Mereka sebut ia sang pemimpi. Aku juga ingat kisah Barrack Hosain Obama sang presiden Amerika, ya menjadi presiden pun adalah impian masa kecilnya. Lalu aku juga ingat Ikal, salah satu tokoh novel kesukaanku Laskar Pelangi yang akhirnya bisa kuliah hingga S2 di Universitas Sorbone Prancis karena semasa kecil, dia melihat menara Eifel pada buku diary yang diberikan A Ling, cinta monyetnya.

Don't you think those like a MIRACLE?

Makanya aku setuju banget sana Nidji :

mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya

laskar pelangi takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
warna bintang di jiwa


menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada Yang Kuasa
cinta
kita di dunia selamanya

cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau hidup kadang tak adil
tapi
cinta lengkapi kita

laskar pelangi takkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnai
jutaan mimpi di bumi

... . .




0 komentar:

Scroll Up and dOwn

Sociofluid