Semenjak malam mengutus sang surya merenda pagi
saat itu syahdu gema suara para pendoa menyelinap merdu
melalui lirih mata angin,
menyatu bersama desah firman Tuhan ...
fajar pun tersingkap melalui siluet ungu kebiruan
luluh bersama langit yang semula pekat menganga
meleburkan kantung-kantung embun menjadi dekapan mesra sang kabut pada punggung bukit
pagi pun terjaga
merasuki raga para pengemis cinta sang Robbana
namun diujung keheningan ...
iblis menabur benih-benih mimpi pada mulut fajar
membuat sang hamba kian terlena hilang rupa
dibuai lelap
Ranting-ranting cahaya
Senin, 22 Februari 2010
Diposting oleh Aurora di 00.01
Label: my reflection
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar